TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghentikan sementara program pelatihan bagi pelajar di Jerman sejak 20 Oktober 2023.
Berdasarkan laman Lembaga Pelayanan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, program pelatihan tersebut dihentikan karena ditemukan bukti-bukti pelecehan terhadap mahasiswa pesertanya. Pada saat diterapkannya ferienjobs di Jerman, belum ada program yang mendukung proses pendidikan para siswa.
“Tentu saja banyak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak mahasiswa,” kata Direktur Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam dalam keterangan tertulisnya, 27 Oktober 2023. Ferienjob juga tidak memenuhi kriteria untuk digolongkan sebagai sekolah mandiri tanpa layanan pendidikan (MBKM).
Nizam juga menghimbau kepada seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk berhenti mengikuti program Ferienjob saat ini dan yang akan datang. Kemendikbud juga merekomendasikan agar mahasiswa berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin untuk mendapatkan bantuan.
“Perguruan Tinggi yang mengirimkan mahasiswanya pada program Ferienjob wajib melaporkannya melalui htpps://bit.ly/Pendataan Ferienjob,” kata Nizam. Beasiswa ini merupakan tindak lanjut dari berakhirnya program magang di Jerman.
“Perguruan Tinggi yang mengirimkan mahasiswanya pada program Ferienjob wajib melaporkannya melalui htpps://bit.ly/Pendataan Ferienjob,” kata Nizam. Beasiswa ini merupakan tindak lanjut dari berakhirnya program magang di Jerman.
Mengenai kronologi kejadian, kata Djuhandhani, para mahasiswa mendapat informasi dari CVGEN dan PT. SHB. Mereka dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 150.000 dan membayar 150 euro untuk membentuk LOA (Letter of Acceptance). “Siswa juga harus membayar biaya penyelamatan berkisar antara Rp30.000.000 hingga Rp50.000.000,” kata Djuhandhani. Jumlah penebusan akan dipotong dari tanda terima gaji.